Mengenal Tradisi Larung Sesaji di Pantai Parangkusumo

tradisi larung sesaji di parangkusumo

Tradisi Larung Sesaji di Pantai Parangkusumo merupakan salah satu upacara adat memiliki nilai sejarah mendalam dalam kebudayaan Jawa, khususnya di daerah Yogyakarta. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Sang Pencipta, semoga diberikan keselamatan dan keberkahan bagi masyarakat sekitar. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang tradisi Larung Sesaji, makna ritualnya, serta bagaimana upacara ini dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Mengenal Tradisi Larung Sesaji

Larung Sesaji adalah tradisi pemberian sesaji atau persembahan kepada Sang Pencipta memohon diberikan berkah dan keselamatan. Di Pantai Parangkusumo, tradisi ini dilakukan dengan cara melarung atau melepaskan sesaji ke laut sebagai simbol penghormatan dan permohonan keselamatan. Biasanya, sesaji yang dipersembahkan berupa hasil bumi, tumpeng, bunga, dan makanan khas yang dianggap memiliki makna spiritual.

Ritual ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat sekitar, tetapi juga diikuti oleh banyak wisatawan dan pengunjung yang ingin merasakan nuansa spiritual yang kental dalam setiap prosesi. Larung Sesaji menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya yang menghubungkan manusia dengan alam dan kekuatan yang lebih tinggi.

Sejarah Tradisi Larung Sesaji di Pantai Parangkusumo

Pantai Parangkusumo terletak di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, dan dikenal sebagai salah satu tempat yang sakral dalam mitologi Jawa. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Ratu Kidul, sang penguasa Laut Selatan, sering dikaitkan dengan Pantai Parangkusumo. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Ratu Kidul adalah sosok yang memiliki kekuatan besar di laut selatan dan dipercaya memberikan perlindungan serta kesejahteraan bagi masyarakat yang menghormatinya.

Tradisi Larung Sesaji di Pantai Parangkusumo sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu dan merupakan bagian dari upacara adat yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat setempat. Upacara ini biasanya dilaksanakan setiap tahun, terutama pada malam 1 Suro, yang dalam kalender Jawa dianggap sebagai malam yang penuh berkah. Pada malam ini, masyarakat Jawa melakukan berbagai ritual, salah satunya adalah Larung Sesaji untuk meminta keselamatan, kedamaian, dan rezeki yang melimpah.

Prosesi Ritual Larung Sesaji

Ritual Larung Sesaji di Pantai Parangkusumo melibatkan serangkaian prosesi yang sarat dengan simbolisme. Berikut adalah tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan dalam upacara ini:

  1. Persiapan Sesaji
    Sebelum prosesi dimulai, masyarakat setempat akan mempersiapkan sesaji yang berupa nasi tumpeng, buah-buahan, bunga, dan aneka makanan khas. Setiap item memiliki makna tertentu, seperti tumpeng yang melambangkan kesejahteraan, bunga untuk penghormatan, dan makanan lainnya yang melambangkan rasa syukur.
  2. Doa dan Rangkaian Upacara
    Sebelum sesaji dilarung ke laut, dilakukan doa bersama untuk memohon keselamatan dan berkah. Doa ini dipimpin oleh seorang tokoh adat atau pemuka agama yang memiliki pengetahuan mendalam tentang upacara ini. Dalam doa tersebut, masyarakat juga memohon perlindungan dari Sang Pencipta dan kekuatan alam lainnya.
  3. Melarung Sesaji ke Laut
    Setelah doa selesai, sesaji akan dilarung atau dilepaskan ke laut sebagai tanda pengiriman doa dan harapan kepada Sang Pencipta. Sesaji yang sudah disiapkan akan diletakkan pada sebuah perahu kecil dan kemudian dibawa ke tengah laut, untuk kemudian dilepas begitu saja.
  4. Tari Tradisional dan Hiburan
    Selama prosesi Larung Sesaji, biasanya akan ada pertunjukan seni tradisional, seperti tari Kebyar, gamelan, atau kesenian lokal lainnya yang menjadi bagian dari upacara tersebut. Pertunjukan ini bertujuan untuk meramaikan acara dan memberikan suasana sakral namun tetap penuh suka cita.

prosesi tradisi larung sesaji di pantai parangkusumo

Makna dan Filosofi Larung Sesaji

Tradisi Larung Sesaji di Pantai Parangkusumo bukan sekadar upacara seremonial, tetapi mengandung banyak makna dan filosofi kehidupan. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Simbol Penghormatan kepada Alam
    Dalam budaya Jawa, alam dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dengan melakukan Larung Sesaji, masyarakat mengungkapkan rasa syukur dan penghormatan atas segala nikmat yang diberikan oleh alam, khususnya laut.
  2. Harapan untuk Keselamatan dan Kemakmuran
    Sesaji yang dilarung ke laut merupakan permohonan agar masyarakat selalu diberi keselamatan, perlindungan, dan kemakmuran. Ini juga menjadi bentuk harapan agar kehidupan masyarakat selalu dalam keadaan sejahtera dan dilindungi oleh kekuatan yang lebih tinggi.
  3. Keterikatan dengan Spiritualitas dan Kepercayaan Leluhur
    Tradisi ini menghubungkan generasi muda dengan warisan leluhur yang sarat dengan nilai-nilai spiritual. Masyarakat Jawa percaya bahwa dengan melaksanakan upacara ini, mereka dapat menjaga keseimbangan antara kehidupan manusia dan kekuatan alam.

Toko Batik dan Oleh-oleh Jogja

oleh-oleh batik di lantai 1

Ketika Anda berwisata di Jogakarta, jangan lupa ke toko Batik dan oleh-oleh terbesar dan terlengkap di Jogja yaitu Hamzah Batik. Berlokasi di Malioboro depan pasar Beringharjo, Hamzah Batik menyediakan beragam oleh-oleh Jogja seperti batik, camilan, kerajinan, dan cinderamata khas Jogja.

Kunjungi toko Hamzah Batik di Malioboro depan pasar Bringharjo, atau pesan melalui WhatsApp di 08112544239 atau 08112544245. Untuk bantuan atau saran selama berbelanja, hubungi Customer Service di WA 081128293456 atau melalui email cs@hamzahbatik.co.id.