Apa itu Payung Mutho? Payung Tradisi Keraton

Payung mutho bukan sekadar pelindung dari panas dan hujan. Di balik tampilannya yang anggun, payung ini menyimpan nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Asal-usulnya berasal dari lingkungan keraton di Jawa, khususnya Keraton Yogyakarta dan Surakarta, tempat payung muto menjadi simbol status dan kehormatan.

Apa Itu Payung Mutho?

Payung mutho adalah payung tradisional khas keraton yang terbuat dari bahan pilihan seperti kain sutra, rangka bambu, dan ornamen emas atau perak imitasi. Kata “muto” merujuk pada hiasan atau ornamen yang menghiasi bagian ujung dan pinggir payung. Para perajin biasanya membuat hiasan ini dengan tangan, menciptakan kesan mewah dan anggun pada setiap payung.

Fungsi dan Makna Payung Mutho

Di masa lampau, para abdi dalem menggunakan payung mutho untuk menaungi raja, permaisuri, dan bangsawan saat mereka berjalan di lingkungan keraton atau mengikuti upacara adat. Fungsi ini tidak hanya melindungi secara fisik, tetapi juga menandai status sosial. Semakin besar dan mewah hiasan payung, semakin tinggi pula kedudukan pemiliknya.

Saat ini, payung ini sering muncul dalam kirab budaya, upacara adat, hingga pernikahan adat Jawa. Payung ini memberikan kesan berwibawa dan sakral bagi prosesi yang menggunakannya.

Proses Pembuatan yang Masih Tradisional

Para perajin payung mutho masih mempertahankan cara pembuatan tradisional. Mereka memilih bahan-bahan berkualitas tinggi dan merangkainya dengan penuh ketelitian. Proses ini bisa memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu, tergantung pada kerumitan desain dan ornamen yang digunakan.

Dengan teknik kerajinan tangan yang diwariskan secara turun-temurun, perajin memastikan setiap payung tersebut tampil unik dan bernilai seni tinggi.

Dari Keraton ke Panggung Wisata Budaya

Kini, payung ini tidak hanya milik keraton. Banyak pelaku industri kreatif dan UMKM di Yogyakarta dan Solo mulai memproduksi replika payung keraton sebagai cendera mata khas Jawa. Wisatawan bisa membeli payung muto sebagai hiasan rumah atau pelengkap dekorasi acara bertema tradisional.

Beberapa galeri seni bahkan menjadikan payung tersebut sebagai bagian dari pameran budaya, menampilkan keindahan dan filosofi di balik benda ini kepada generasi muda dan turis mancanegara.

Tips Merawat Payung Muto

Jika Anda memiliki payung ini, berikut tips untuk merawatnya agar tetap awet:

  • Simpan di tempat kering dan tidak lembap.

  • Hindari paparan sinar matahari langsung terlalu lama.

  • Bersihkan ornamen dengan kain halus dan kering.

  • Lipat dengan hati-hati agar tidak merusak rangka atau kainnya.

Toko Batik dan Oleh-oleh Khas Jogja

Anda dapat menemukan beragam payung muto di toko batik dan oleh-oleh terbesar dan terlengkap di Jogja yaitu Hamzah Batik. Berlokasi di Malioboro depan pasar Beringharjo, Hamzah Batik menyediakan beragam oleh-oleh Jogja seperti batik, camilan, kerajinan, dan cinderamata khas Jogja.

Kunjungi toko Hamzah Batik di Malioboro depan pasar Bringharjo, atau pesan melalui WhatsApp di 08112544239 atau 08112544245. Untuk bantuan atau saran selama berbelanja, hubungi Customer Service di WA 081128293456 atau melalui email cs@hamzahbatik.co.id.