Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki beragam motif dan makna. Salah satu motif yang cukup populer adalah Batik Ceplok Khas Solo. Motif ini memiliki sejarah panjang dan ciri khas yang unik. Artikel ini akan membahas sejarah Batik Ceplok Solo, ciri khasnya, macam-macam motifnya, serta perbedaannya dengan motif Parang.
Sejarah Batik Ceplok Khas Solo
Batik Ceplok merupakan salah satu motif batik tertua di Indonesia. Motif ini banyak ditemukan dalam koleksi batik kuno dari berbagai daerah, termasuk Solo. Dalam sejarahnya, Batik tersebut berkembang di lingkungan kerajaan dan digunakan oleh kalangan bangsawan. Seiring waktu, motif ini mulai digunakan oleh masyarakat umum dan menjadi salah satu motif favorit dalam pembuatan kain batik.
Batik ini dikenal dengan pola geometris yang tersusun secara simetris. Pola ini terinspirasi dari bentuk flora, fauna, serta elemen-elemen kosmis yang mencerminkan keseimbangan hidup. Motif ini juga dipercaya memiliki makna filosofis yang mendalam, yaitu keteraturan, ketenangan, dan keharmonisan.
Ciri Khas Batik Ceplok Solo
Batik Ceplok Solo memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari motif lainnya:
- Pola Geometris – Batik Ceplok khas Solo biasanya berbentuk pola lingkaran, kotak, atau bunga yang tersusun secara simetris.
- Warna Khas – Warna dominan pada batik ini adalah coklat sogan, hitam, dan putih, yang mencerminkan keanggunan khas batik klasik Solo.
- Tata Letak yang Simetris – Motif batik disusun dengan pola yang rapi dan berulang, menciptakan kesan harmonis.
- Motif Berulang – Desainnya sering kali memiliki pola yang berulang dengan variasi kecil, mencerminkan keteraturan dan keseimbangan hidup.
Cara Pembuatan Batik
Pembuatan Batik ini dilakukan dengan teknik tradisional yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Berikut langkah-langkahnya:
- Menyiapkan Kain – Kain mori yang bersih dan berkualitas tinggi dipilih sebagai bahan dasar.
- Membuat Pola – Motif Ceplok digambar di atas kain menggunakan pensil atau langsung menggunakan canting dengan malam.
- Mencanting – Lilin malam diaplikasikan menggunakan canting untuk menutup bagian yang tidak ingin terkena warna.
- Pewarnaan – Kain dicelupkan ke dalam pewarna alami atau sintetis sesuai warna yang diinginkan.
- Pelorodan – Lilin malam yang menutupi motif dihilangkan dengan cara direbus dalam air panas.
- Pengeringan – Kain dikeringkan dengan cara diangin-anginkan agar warna lebih awet.
- Penyempurnaan – Jika diperlukan, proses pewarnaan dan pencantingan diulang untuk mendapatkan detail yang lebih kompleks.
Cara Merawat Batik
Agar keindahan dan kualitas Batik tetap terjaga, berikut beberapa cara merawatnya:
- Cuci dengan Tangan – Hindari mencuci batik menggunakan mesin cuci agar serat kain dan warnanya tetap terjaga.
- Gunakan Sabun Khusus – Gunakan deterjen khusus batik atau sabun lerak untuk menjaga warna batik agar tidak cepat pudar.
- Jangan Direndam Terlalu Lama – Saat mencuci, jangan merendam batik terlalu lama agar warna tetap tajam.
- Jemur di Tempat Teduh – Hindari menjemur batik langsung di bawah sinar matahari, cukup diangin-anginkan di tempat yang teduh.
- Setrika dengan Suhu Rendah – Jika perlu menyetrika, gunakan suhu rendah dan alasi dengan kain lain agar tidak merusak motif batik.
- Simpan dengan Cara Digantung atau Dilipat Longgar – Simpan batik dengan cara digantung atau dilipat longgar dengan kertas tisu agar tidak meninggalkan lipatan yang keras.
Toko Batik dan Oleh-oleh Khas Jogja
Anda dapat menemukan beragam baju dan kain meteran batik Ceplok di toko batik dan oleh-oleh terbesar dan terlengkap di Jogja yaitu Hamzah Batik. Berlokasi di Malioboro depan pasar Beringharjo, Hamzah Batik menyediakan beragam oleh-oleh Jogja seperti batik, camilan, kerajinan, dan cinderamata khas Jogja.
Kunjungi toko Hamzah Batik di Malioboro depan pasar Bringharjo, atau pesan melalui WhatsApp di 08112544239 atau 08112544245. Untuk bantuan atau saran selama berbelanja, hubungi Customer Service di WA 081128293456 atau melalui email cs@hamzahbatik.co.id.
