Salah satu pelaku budaya dan wisata Yogyakarta, Hamzah Sulaiman usulkan agar pemerintah daerah Yogyakarta lakukan gebrakan untuk tingkatkan pariwisata DIY.
Hal tersebut dilakukan Hamzah karena melihat adanya penurunan kunjungan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada saat libur lebaran tahun ini.
Hamzah Sulaiman mengungkapkan, salah satu upaya tingkatkan pariwisata DIY adalah dengan meningkatkan wisatawan agar menginap lama “nginep suwe” di Yogyakarta.
Yaitu dengan menawarkan, menjual paket wisata yang sarat akan aksi, atraksi budaya tradisional untuk menarik wisatawan.
“Seharusnya pemerintah menggenjot lama tinggal wisatawan atau “nginep suwe” di Jogja. Karena selama lebaran kemarin istilahnya wisatawan hanya ‘nunut dolan’ (mampir) saja,” ujar Hamzah, Sabtu (13/5/2023) kemarin.
Upaya Hamzah Tingkatkan Pariwisata DIY
Hamzah menjelaskan, cara untuk tingkatkan pariwisata DIY yaitu menggarap paket wisata berbasis budaya itu dilakukan di tempat-tempat kekinian. Ia mencontohkan, misalnya paket wisata yang mengajak wisatawan berwisata jelajah alam, menginap di homestay atau village, sekaligus berbelanja. Kegiatan tersebut dijadikan satu paket wisata khas.
Ia melanjutkan, Pemerintah Daerah harus berupaya untuk semakin meningkatkan pariwisata DIY. Salah satunya dengan menampilkan pertunjukan seni berupa ragam aksi atraksi budaya Jawa.
Bahkan jika diperlukan, adanya upaya serius melalui sinergi dan kolaborasi pada paket wisata berbasis budaua termasuk destinasi-destinasi kekinian melalui paket wisata.
“Sehingga ujungnya adalah spend of money atau perputaran uang dari sektor pariwisata akan tetap berjalan dan omzet tidak turun,” katanya.
Tidak hanya itu, Hamzah mengatakan paket tersebut juga harus diisi dengan ragam pertunjukan seni yang menarik, misalnya aksi atraksi tradisional yang sarat dan kental akan nilai budaya.
Selain, dapat menarik wisatawan untuk berwisata ke DIY, lama tinggal wisatawan juga diharapkan semakin bertambah.
“Saat ini wisatawan memang tetap banyak berkunjung ke Yogyakarta dengan beragam tujuan destinasi. Akan tetapi, ‘nginep suwe’ inilah yang masih perlu digenjot, istilahnya kan selama lebaran kemarin hanya nunut dolan saja,” kata Hamzah.
Karena wisatawan yang datang ke Jogja, memiliki karakteristik untuk mencari sesuatu/ ada tiga faktor yang sangat mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan di Jogja, yang perlu diperkuat, dipertahankan sehingga ke depan yang diharapkan tidak memudar di era arus modernisasi yang serba digital.
Ketiga faktor tersebut, yaitu; yang memiliki nilai tradisional, suasana yang khas, serta keramahtamahan masyarakat Yogyakarta.
“Jadi begitu mendengar kata Yogyakarta orang akan ingat tembang Jawa, ingat gamelan, ingat wayang, suasana khasnya hingga kulinernya,” lanjutnya.
Sama halnya dengan sejumlah ikonik Yogykarta, yaitu Malioboro yang menjadi jantung Kota Jogja. Malioboro yang masih memiliki nilai sejarah, budaya, dan menjadi surga belanja bagi wisatawan, hal itulah yang sampai saat ini menjadi magnet tersendiri.
Hamzah Sulaiman mengaku, telah sejak lama menjual paket wisata kepada para wisatawan. Pemilik Hamzah Batik ini pun telah rutin menggelar berbagai ragam paket wisata yang lengkap dengan suguhan aksi atraksi budaya Jawa. Hal tersebut juga sebagai upaya Hamzah agar wisatawan semakin menambah lama tinggalnya di Jogja.
“Kita sudah memulai dengan event budaya Sabtu Kliwon di Pelataran Hamzah Batik Malioboro, selanjutnya kami juga ada Cabaret Show yang sangat diminati wisatawan,” akunya.
Terjadi Penurunan Wisatawan Saat Momen Libur Lebaran Tahun Ini
Dikabarkan, bahwa jumlah wisatawan yang bertandang ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat momentum libur lebaran 2023 ini mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan periode lebaran tahun lalu.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Singgih Raharjo mengatakan, angka penurunan jumlah wisatawan berada di angkat sekitar 10-20 persen.
Melihat kenyataan tersebut, sebagai pelaku budaya dan wisata di Yogyakarta Hamzah Sulaiman pun mengusulkan langkah-langkah untuk upaya tingkatkan pariwisata DIY.
Jogja Jadi Destinasi Super Prioritas
Hamzah menyebut, Yogyakarya menjadi salah satu destinasi super prioritas. Tak ayal masih diharapkan menjadi barometer untuk mendongkrak geliat wisata di Indonesia terlebih selama masa pandemi lalu.
Ia berharap, transportasi DIY juga bisa saling bersinergi terintegrasi dengan Bandara YIA, kereta api, jalan tol hingga sampai ke lokasi wisata.
“Integrasi dengan beragam rute akan siap menampung wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung, dan bandara YIA menjadi salah satu gerbang pariwisata Yogyakarta,” paparnya.
Lebih lanjut Hamzah memaparkan, keamanan dan kenyamanan juga perlu dijaga, karena dengan kondisi aman dan nyaman, serta sinergi antara pemerintah dengan pelaku usaha dalam menyajikan atraksi wisata, maka dunia pariwisata di kota Yogyakarta akan terus berkelanjutan.
Hamzah menjelaskan, kunci keberhasilan untuk tingkatkan pariwisata DIY ada pada masyarakat Yogyakarta, terutama dalam mempertahankan kearifan lokal, ramah, dan aman.
“Saya yakin masyarakat Yogyakarta dengan SDM nya mampu mewujudkan wisata yang berkelanjutan, berkualitas, sekaligus menjadi destinasi yang selalu menyenangkan,” pungkas Hamzah.***