Malam Satu Suro adalah malam yang memiliki makna penting dalam tradisi Jawa, terutama di kalangan penganut Kejawen dan masyarakat Jawa pada umumnya. Malam ini dianggap sebagai malam yang sakral dan penuh misteri, yang bertepatan dengan malam tahun baru dalam penanggalan Jawa, yaitu malam 1 Sura (1 Muharram dalam kalender Hijriyah). Berbagai mitos dan kepercayaan terkait malam Satu Suro telah menjadi bagian dari kekayaan budaya yang diwariskan turun-temurun. Artikel ini akan mengulas beberapa mitos paling populer yang melingkupi malam Satu Suro.
Mitos dan Tradisi Satu Suro
1. Pantangan Keluar Rumah
Salah satu mitos yang paling terkenal adalah larangan untuk keluar rumah pada malam Satu Suro. Masyarakat Jawa percaya bahwa malam tersebut adalah waktu di mana berbagai makhluk gaib dan roh leluhur berkeliaran. Mereka menganggap bahwa keluar rumah pada malam ini dapat membawa sial atau bahkan berbahaya karena potensi bertemu dengan makhluk halus yang dapat membawa dampak negatif bagi kehidupan seseorang.
2. Pantangan Memulai Aktivitas Baru
Malam Satu Suro juga dianggap bukan waktu yang baik untuk memulai sesuatu yang baru, seperti membuka usaha, pindah rumah, atau mengadakan acara penting. Mitos ini didasari oleh kepercayaan bahwa malam ini merupakan malam yang penuh dengan energi negatif. Memulai sesuatu pada malam ini diyakini akan membawa kesialan atau hambatan dalam pelaksanaannya.
3. Ritual Tapa Bisu
Ritual tapa bisu atau berdiam diri tanpa bicara merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan pada malam Satu Suro, khususnya di kalangan penganut Kejawen. Ritual ini bertujuan untuk membersihkan diri dari energi negatif dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dalam ritual ini, peserta juga sering melakukan meditasi atau berdoa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan di tahun yang baru.
4. Ritual Pembersihan Keris dan Pusaka
Malam Satu Suro juga sering dimanfaatkan untuk melakukan pembersihan keris dan pusaka. Banyak orang Jawa percaya bahwa malam ini adalah waktu yang tepat untuk membersihkan dan mengisi ulang energi pada benda-benda pusaka, sehingga benda tersebut dapat memberikan perlindungan dan kekuatan bagi pemiliknya. Upacara pembersihan biasanya dilakukan dengan merendam keris atau pusaka dalam air kembang yang telah diberkati.
5. Larangan Mengadakan Pesta
Mengadakan pesta atau perayaan besar pada malam Satu Suro dianggap tidak pantas dan dapat membawa malapetaka. Malam ini lebih sering diisi dengan kegiatan spiritual dan refleksi diri daripada perayaan yang meriah. Masyarakat percaya bahwa mengadakan pesta pada malam Satu Suro dapat mengundang kemarahan roh leluhur dan membawa sial sepanjang tahun.
6. Mitos Nyekar ke Makam Leluhur
Tradisi nyekar atau ziarah ke makam leluhur sering dilakukan pada malam Satu Suro. Hal ini bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur dan memohon berkah serta perlindungan dari mereka. Masyarakat percaya bahwa dengan melakukan nyekar, mereka akan mendapatkan restu dan keselamatan dalam menjalani kehidupan di tahun yang baru.
7. Kepercayaan Tentang Makhluk Halus
Malam Satu Suro diyakini sebagai malam yang penuh dengan aktivitas makhluk halus. Masyarakat Jawa percaya bahwa pada malam ini, berbagai jenis makhluk gaib seperti jin, setan, dan arwah gentayangan berkeliaran di sekitar kita. Karena itu, banyak orang yang memilih untuk tetap di dalam rumah dan melakukan berbagai ritual perlindungan untuk menghindari gangguan dari makhluk halus tersebut.
8. Pantangan Mencuci Pakaian
Ada kepercayaan bahwa mencuci pakaian pada malam Satu Suro dapat membawa kesialan. Masyarakat percaya bahwa mencuci pakaian pada malam ini dapat menghilangkan berkah dan energi positif yang seharusnya diterima. Oleh karena itu, banyak orang yang menghindari mencuci pakaian dan memilih untuk fokus pada kegiatan spiritual.
9. Larangan Potong Rambut dan Kuku
Potong rambut dan kuku pada malam Satu Suro dianggap tabu dan diyakini dapat membawa kesialan. Mitos ini berasal dari kepercayaan bahwa tubuh manusia memiliki energi tertentu yang dapat terganggu jika dipotong pada waktu yang tidak tepat. Masyarakat percaya bahwa memotong rambut dan kuku pada malam ini dapat menghilangkan perlindungan dan membawa hal buruk di masa depan.
Toko Batik dan Oleh-oleh Jogja
Ketika Anda berkunjung ke Jogja, jangan lupa untuk mampir ke toko batik dan oleh-oleh terbesar dan terlengkap di Jogja yaitu Hamzah Batik. Berlokasi tidak jauh dari prosesi mubeng beteng di Malioboro depan pasar Beringharjo, Hamzah Batik menyediakan beragam oleh-oleh Jogja seperti batik, camilan, kerajinan, dan cinderamata khas Jogja.
Kunjungi toko Hamzah Batik di Malioboro depan pasar Bringharjo, atau pesan melalui WhatsApp di 08112544239 atau 08112544245. Untuk bantuan atau saran selama berbelanja, hubungi Customer Service di WA 081128293456 atau melalui email cs@hamzahbatik.co.id.