Tradisi Mubeng Beteng Kraton Yogyakarta 2024 serta Tata Cara, Alur, dan Rute

Mubeng Beteng adalah salah satu tradisi budaya yang khas dan unik dari Yogyakarta, khususnya di sekitar Kraton Yogyakarta. Tradisi ini memiliki nilai spiritual dan historis yang tinggi, mencerminkan kekayaan budaya serta kepercayaan masyarakat setempat. Mubeng Beteng secara harfiah berarti mengelilingi benteng, dan dalam konteks ini, merujuk pada ritual berjalan kaki mengelilingi benteng Kraton Yogyakarta sebagai bagian dari perayaan malam 1 Suro, yang merupakan tahun baru dalam kalender Jawa.

Sejarah dan Latar Belakang

Mubeng Beteng telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Yogyakarta selama berabad-abad. Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual keagamaan tetapi juga melibatkan dimensi sosial dan budaya yang mendalam. Diperkirakan, tradisi ini telah ada sejak masa kerajaan Mataram Islam dan terus dilestarikan hingga saat ini sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan identitas budaya dan spiritual masyarakat Yogyakarta.

Pada malam 1 Suro, masyarakat Yogyakarta berkumpul untuk bersama-sama mengelilingi benteng Kraton Yogyakarta. Benteng ini sendiri memiliki panjang sekitar 5,6 km dan menjadi simbol kekuatan serta pertahanan kerajaan. Dengan berjalan kaki mengelilingi benteng, masyarakat diyakini dapat membersihkan diri dari energi negatif dan membuka lembaran baru dengan hati yang bersih dan penuh harapan.

Makna Spiritual dan Filosofis

Tradisi Mubeng Beteng memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat Yogyakarta. Dalam konteks kepercayaan Jawa, malam 1 Suro dianggap sebagai malam yang sakral dan penuh dengan energi spiritual. Dengan melakukan Mubeng Beteng, peserta diharapkan dapat merenungi diri, memperbaiki niat, dan memohon perlindungan serta keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu, Mubeng Beteng juga melambangkan siklus kehidupan yang terus berputar, seperti halnya perputaran bumi. Dalam filosofi Jawa, setiap individu harus selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan antara dunia material dan spiritual, serta mengharmoniskan hubungan dengan alam dan sesama.

Persiapan Tradisi Mubeng Beteng:

  1. Datang tepat waktu: Mubeng Beteng biasanya dimulai pada pukul 23.00 WIB. Sebaiknya datang lebih awal untuk mendapatkan tempat yang strategis dan mengikuti rangkaian acara dengan khusyuk.
  2. Berpakaian rapi dan sopan: Gunakan pakaian yang sopan dan rapi sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan tempat suci.
  3. Membawa air minum: Bawalah air minum secukupnya untuk menjaga hidrasi selama perjalanan.
  4. Menjaga sikap dan perilaku: Mubeng Beteng merupakan tradisi spiritual, jagalah sikap dan perilaku dengan tetap tenang dan khusyuk selama prosesi berlangsung.

Alur Pelaksanaan:

  1. Pembukaan: Acara diawali dengan pembacaan tembang Macapat dan doa bersama di Plataran Kamandungan Lor.
  2. Menapaki Jejak Spiritual: Tepat pukul 23.00 WIB, rombongan Mubeng Beteng memulai perjalanannya. Peziarah berjalan kaki tanpa alas kaki mengelilingi tembok keraton sepanjang 4,5 kilometer.
  3. Pojok Beteng: Di beberapa titik, seperti Pojok Beteng Kulon, Plengkung Gading, dan Pojok Beteng Wetan, peziarah akan berhenti sejenak untuk memanjatkan doa dan melakukan kontemplasi.
  4. Penutup: Setelah menyelesaikan putaran mengelilingi tembok keraton, peziarah kembali ke Plataran Kamandungan Lor. Acara ditutup dengan doa bersama dan ucapan selamat Tahun Baru Islam.

Tata Tertib Tradisi Mubeng Beteng:

  • Berjalan kaki tanpa alas kaki: Ini merupakan simbol kesederhanaan dan penghormatan terhadap tradisi.
  • Menjaga ketenangan: Hindari berbicara dan berisik selama prosesi berlangsung.
  • Menjaga sikap: Berpakaian sopan dan berperilaku dengan tertib.
  • Menghormati sesama peziarah: Saling menghormati dan menjaga jarak dengan peziarah lain.

Rute

Mubeng Beteng bukan hanya tradisi, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna. Dengan mengikuti tata cara dan alur pelaksanaan dengan khusyuk, diharapkan Anda dapat memperoleh ketenangan jiwa dan mendapatkan hikmah dari tradisi ini.

Toko Batik dan Oleh-oleh Jogja

Ketika Anda berkunjung ke Jogja untuk mengikuti tradisi mubeng beteng, jangan lupa untuk mampir ke toko batik dan oleh-oleh terbesar dan terlengkap di Jogja yaitu Hamzah Batik. Berlokasi tidak jauh dari prosesi mubeng beteng di Malioboro depan pasar Beringharjo, Hamzah Batik menyediakan beragam oleh-oleh Jogja seperti batik, camilan, kerajinan, dan cinderamata khas Jogja.

Kunjungi toko Hamzah Batik di Malioboro depan pasar Bringharjo, atau pesan melalui WhatsApp di 08112544239 atau 08112544245. Untuk bantuan atau saran selama berbelanja, hubungi Customer Service di WA 081128293456 atau melalui email cs@hamzahbatik.co.id.