Masyarakat Jawa memiliki tradisi yang kuat dalam menghormati orang yang telah meninggal dunia. Salah satu wujud penghormatan itu terlihat dalam tradisi tahlilan yang dilakukan pada hari ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000 setelah seseorang wafat. Tradisi ini bukan hanya bentuk doa, tetapi juga mengandung filosofi kehidupan dan spiritualitas yang mendalam.
Tradisi Tahlilan di Jawa
1. Peringatan 7 Hari (Mitung Dina)
Peringatan 7 hari pertama disebut Mitung Dina, yang berarti tujuh hari. Masyarakat Jawa meyakini bahwa pada hari ketujuh, roh almarhum masih berada di sekitar rumah dan mulai berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya ke alam baka. Keluarga biasanya menggelar tahlilan, membaca Yasin, dan mengundang tetangga serta kerabat untuk mendoakan almarhum.
Tujuan:
Memohon ampunan bagi almarhum dan mengantar rohnya ke alam selanjutnya dengan doa dan keikhlasan keluarga.
2. Peringatan 40 Hari
Pada hari ke-40, keluarga kembali menggelar acara tahlilan. Angka 40 dalam budaya Jawa memiliki makna simbolik, yaitu peneguhan bahwa roh benar-benar telah meninggalkan dunia.
Kegiatan yang dilakukan:
Membagikan nasi berkat atau makanan
Membaca doa bersama (tahlil dan Yasin)
Memberikan sedekah
Makna spiritual:
Menegaskan bahwa duka telah berlalu, dan keluarga yang ditinggalkan mulai beradaptasi dengan kehidupan tanpa almarhum.
3. Peringatan 100 Hari
Acara 100 hari sering dianggap sebagai puncak dari rangkaian peringatan awal. Dalam tradisi Jawa, roh orang yang meninggal diyakini masih dalam proses penilaian amal selama 100 hari pertama.
Filosofi:
100 hari adalah masa akhir pengadilan roh, sehingga doa dari keluarga dianggap sangat penting.
Pelaksanaan:
Membaca doa-doa bersama
Membagikan makanan kepada fakir miskin atau tetangga
Mengadakan pengajian
4. Peringatan 1000 Hari (Nyewu)
Peringatan ke-1000 hari, yang dikenal sebagai Nyewu, merupakan penutup dari rangkaian ritual kematian. Setelah hari ke-1000, roh dianggap telah benar-benar selesai menjalani seluruh fase peralihan dan telah menetap di alam kubur.
Prosesi:
Biasanya dilakukan dalam skala lebih besar dibanding peringatan sebelumnya. Keluarga mengundang lebih banyak tamu, menyembelih hewan untuk sedekah, dan menyiapkan hidangan lengkap.
Makna budaya dan spiritual:
Simbol dari penyelesaian kewajiban keluarga terhadap yang meninggal, dan bentuk keikhlasan penuh untuk melepas kepergian sang almarhum.
Toko Batik dan Oleh-oleh Khas Jogja
Anda dapat menemukan beragam keris serta alat untuk merawat keris di toko batik dan oleh-oleh terbesar dan terlengkap di Jogja yaitu Hamzah Batik. Berlokasi di Malioboro depan pasar Beringharjo, Hamzah Batik menyediakan beragam oleh-oleh Jogja seperti batik, camilan, kerajinan, dan cinderamata khas Jogja.
Kunjungi toko Hamzah Batik di Malioboro depan pasar Bringharjo, atau pesan melalui WhatsApp di 08112544239 atau 08112544245. Untuk bantuan atau saran selama berbelanja, hubungi Customer Service di WA 081128293456 atau melalui email cs@hamzahbatik.co.id.