Pasar Beringharjo Sebagai Warisan Cagar Budaya Jogja

Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional tertua dan terbesar di Yogyakarta yang memiliki nilai historis serta filosofis yang tak dapat dipisahkan dari Keraton Yogyakarta.

Pasar Beringharjo yang letaknya di jantung pusat kota Yogyakarta, yaitu Malioboro menjadi daya tarik sekaligus surganya wisata belanja para wisatawan.

Terletak di Jalan Margo Mulyo, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Pasar Beringharjo berdiri sebagai tempat belanja yang lengkap dan mudah dijangkau.

Sejarah Singkat Pasar Beringharjo

Pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I ketika membangun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Pasar Beringharjo mulanya bernama Pasar Gedhe.

Dahulu, pasar ini adalah bangunan pusat kegiatan perekonomian rakyat Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Tidak hanya itu, bahkan tempat ini menjadi komponen utama dalam kelengkapan kota sebagai Ibukota saat itu.

Kelengkapan Ibukota yang dimaksud, terdiri dari alun-alun, kompleks keraton, masjid gedhe, dan pasar.

Pasar Gedhe terletak di utara kompleks keraton, tepatnya berada di area utara dari Benteng Vredeburg.

Menilik empat komponen yang terdiri dari alun-alun yang dikelilingi bangunan pusat pemerintahan di bagian selatan, masjid berada di sisi barat, dan pasar terletak di bagian utara, menjadi komponen yang pasti ada pada kota tradisional Jawa.

Pasar Beringharjo dibangun untuk melengkapi pembangunan Keraton Yogyakarta Hadiningrat pada tahun 1758. Sesuai dengan pola tata Kasultanan Yogyakarta yang disebut catur tunggal.

Pembangunan Pasar Beringharjo yang modern mulai dilakukan pada 24 Maret 1925 oleh perusahaan beton dari Hindia Belanda. Interiornya merupakan perpaduan antara gaya khas Jawa dan kolonial.

Pergantian Nama

Melansir dari jogjacagar.jogjaprov.go.id pergantian nama Pasa Beringharjo terjadi saat masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII.

Nama Beringharjo berasal dari kata “bring” dan “harjo”, nama tersebut diambil karena lokasi pasar tersebut awalnya adalah hutan Beringan. Dan jalan di selatan Pasar Beringharjo kini bernama Jalan Pabringan, yang juga diambil dari kata beringan guna mengingatkan pasar sejarah lokasi pasar.

Sementara kata “harjo” memiliki arti aman dan tenteram, ada pula yang mengartikan Harjo bermakna baik dan sejahtera.

Dengan demikian nama Beringharjo mengandung makna Pasar Beringharjo dibangun di atas bekas lahan hutan beringin yang diharapkan menjadi tempat yang baik dan dapat menyejahterakan rakyat.

Penamaan tersebut sesuai dengan mandate Kesultanan Yogyakarta saat itu, bahwa setiap instansi harus menggunakan Bahasa Jawa.

Makna Filosofis dan Simbolis

Memang pada mulanya Pasar Beringharjo dibangun untuk sarana dan prasarana perekonomian Yogyakarta.

Selain menunjang kehidupan perekonomian, Pasar Beringharjo juga bermakna simbolis dalam perjalanan tujuan akhir hidup manusia (paraning dumadi), yaitu sebagai simbol godaan duniawi, misalnya kekayaan, harta, dan wanita.

Manusia harus mampu mengalahkan godaan duniawi tersebut agar layak memasuki kehidupan abadi.

Dahulu Pasar Beringharjo sangat sederhana dan darurat, tidak banyak bangunan yang tersusun di area pasar tersebut.

Kemudian seiring bertambahnya orang yang ramai berjualan, maka dibangunlah los dengan bahan tiang kayu dana tap welit.

Pada tahun 1923-1925, pemerintah Belanda dan Kasultanan pada sat itu Sultan Hamengku Buwono VIII, membangun pasar representative dengan membuat 11 los permanen yang dilaknasakan oleh pemborong Indiesche Beton Maschapij dari Surabaya (gegevens over Djokjakarta, 1925).

Pembangunan pasar tersebut dimulai dari bagian sisi barat berupa kantor dan kios-kios, kemudian dibuat lagi enam kios dan dilanjutkan ke sisi timur.

Pendirian pasar tersebut menjadi perwujudan kesetiaan antara kawula lan gusti. Sehingga kawula memperoleh kesempatan kerja sebagai pedagang.

Selanjutnya, pemugaran dan renovasi pasar kedua, dilakukan pemerintahan Ngayogjokarto Hadiningrat pada tahun 1990 hingga 1993.

Pasar Beringharjo memiliki akses yang sangat mudah dijangkau dari berbagai arah. Untuk Gapura Utama pasar Beringharjo terdapat di sisi barat yaitu di Jalan Margamulya, dari selatan melalui Jalan Pabringan, dari arah utara melalui Jalan Ketandan, dan dari arah timur melalui Kawasan Loji Kecil.

Nah, jika anda sedang berwisata ke Yogyakarta jangan lupa berkunjung ke pasar Beringharjo yang kental akan sejarah ini ya.

Jangan lupa juga mampir di tempat yang menyajikan ragam aksi atraksi budaya Jawa yang letaknya di depan Pasar Beringharjo yaitu Hamzah Batik Malioboro.

Hamzah Batik Malioboro sebagai pusat aksi, atraksi, edukasi budaya Jawa.

Di Hamzah Batik Malioboro, anda tidak hanya akan dipuaskan dengan wisata belanja dengan tempat yang nyaman, tetapi juga akan disuguhkan ragam aksi atraksi budaya Jawa yang membuat liburan menjadi semakin berkesan.

Sebagai pusat aksi, atraksi dan edukasi budaya Jawa, Hamzah Batik memiliki begitu banyak pertunjukan seni di Jogja dan event budaya yang bisa Anda nikmati dan ikuti saat berkunjung di Jogja.

Setiap hari bahkan setiap bulannya Hamzah Batik Malioboro memiliki jadwal rutin untuk menggelar ragam aksi atraksi pertunjukan seni di dalam Gedung maupun di pelataran Gedung Hamzah Batik Malioboro.

Ragam pertunjukan seni yang dapat disaksikan di antaranya; Raminten Cabaret Show, Tari Klasik Jogja, Caos Dhahar, Sabtu Kliwon, Live Musik Sitter, dan lain sebagainya.

Sehingga Anda tidak perlu bingung lagi mencari hiburan yang mengesankan selama berlibur di Jogja. Karena cukup datang di Hamzah Batik Malioboro dan akan mendapatkan ragam wisata dalam satu tempat.

Informasi lengkap dan ter-update jadwal pertunjukan seni Hamzah Batik Malioboro, bisa dengan mem-follow Instagram @hamzahbatikofficial.

Untuk pemesanan tiket, khusus pertunjukan seni Sendratari Sang Hanoman dan Raminten Cabaret Show bisa dipesan online melalui 08112544239 – 08112544245.

Hamzah Batik Malioboro buka setiap hari pukul 08.00-24.00 WIB ini hadir sebagai pusat oleh-oleh di Jogja terlengkap. Juga sebagai pusat aksi, atraksi, dan edukasi budaya Jawa.

Hamzah Batik terus berkomitmen menjadi tempat wisata budaya sekaligus belanja di Jogja yang bisa menjadi destinasi wisata andalan para wisatawan.

Puas belanja oleh-oleh, masih ada tambahan banyak promo belanja menarik selama Juni 2023, dimana lagi kalau bukan di Hamzah Batik Malioboro. Kami nantikan kunjungan Anda di Hamzah Batik Malioboro.***

 

/taw.